Online24,Maros-Di tengah pesatnya perkembangan pembangunan, masih ada warga yang hidup dalam kondisi yang jauh dari kata layak.
Seperti yang dialami Daeng Yaco (40) dan istrinya Herlina (40), warga Dusun Panaikang, Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Bersama keempat anaknya yang masih kecil, mereka bertahan hidup di sebuah rumah panggung yang nyaris roboh.
Yaco sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan tak menentu, hanya sekitar 20 hingga 50 ribu rupiah setiap kali ia mendapat pekerjaan. Penghasilan itu nyaris tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi memperbaiki rumah yang sudah rusak parah.
Kondisi rumah mereka sungguh memprihatinkan. Jika hujan turun, bagian dalam rumah basah karena atap yang bocor. Saat angin kencang datang, keluarga ini hanya bisa menggigil karena banyak bagian atap sudah hilang. Teras rumah panggung mereka pun sudah hilang sebagian, lapuk dimakan usia.
“Kalau malam, kami semua tidur di satu tempat tidur tua. Atapnya bocor, lantainya juga sudah rusak,” tutur istri Yaco, Herlina.
Rumah kayu yang mereka tempati lebih menyerupai gubuk reyot. Dari luar tampak jelas bahwa bangunan ini sudah tak layak huni. Namun keterbatasan ekonomi memaksa mereka tetap tinggal di dalamnya, berharap ada keajaiban dari perhatian pemerintah atau uluran tangan para dermawan.
Menurut Herlina, sudah beberapa kali pihak relawan dan perwakilan dari pemerintah datang untuk melihat langsung kondisi rumah mereka. Bahkan, ia pernah dijanjikan bantuan program bedah rumah. Sayangnya, hingga bertahun-tahun, semua janji tersebut tak kunjung direalisasikan.
“Sudah banyak yang datang lihat. Katanya mau bantu, tapi sampai sekarang tidak ada perubahan,” tambahnya.
Kepala Dusun Panaikang pun membenarkan hal tersebut. Ia mengaku sudah berupaya mengajukan bantuan dan mencari jalan agar warganya bisa menempati rumah yang layak. Namun semua usaha itu belum juga membuahkan hasil.
“Kami sudah coba berkali-kali ajukan bantuan, tapi semua hanya sebatas janji. Tidak ada yang benar-benar datang membantu,” ujarnya.
Kisah keluarga Daeng Yaco menjadi pengingat bahwa masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, bertahan dalam kondisi yang tidak manusiawi, dan terpinggirkan dari perhatian program-program bantuan sosial.
The post Tinggal di Rumah Reyot, Keluarga Daeng Yaco Butuh Uluran Tangan first appeared on Online24jam.