Online24,Maros – Memasuki musim kemarau, krisis air bersih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Sedikitnya enam kecamatan terdampak dengan jumlah hampir 120 ribu jiwa.
Bupati Maros, Chaidir Syam, mengatakan Pemkab telah menurunkan Satuan Tugas Penanggulangan Air Bersih di bawah koordinasi BPBD. Penyaluran air bersih mulai dilakukan secara bertahap sejak Kamis (4/9/2025).
“Alhamdulillah, hari ini kita mulai menyalurkan air bersih supaya bisa merata dan menjangkau masyarakat kita yang memang membutuhkan,” ujar Chaidir.
Wilayah paling parah terdampak berada di pesisir, meliputi Kecamatan Bontoa, Marusu, Maros Baru, Lau, Turikale, dan Mandai. Sebanyak empat unit mobil tangki BPBD disiagakan, dibantu PDAM, Damkar, PMI, dan organisasi lainnya.
Menurut Chaidir, kebutuhan air bersih terus meningkat. Pemerintah juga memanfaatkan boster air di sejumlah titik untuk menekan dampak kekeringan.
“Kalau memang kebutuhan meningkat, kita akan kerahkan lebih banyak armada,” jelasnya.
Selain langkah darurat, pemerintah menyiapkan solusi jangka panjang melalui peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA). Debit IPA Bantimurung misalnya, akan ditingkatkan dari 120 liter per detik menjadi 200 liter per detik untuk memperkuat suplai ke beberapa kecamatan.
Penguatan suplai juga dilakukan di IPA Pattontongang, IPA Tanralili, serta rencana pembangunan IPA baru di kawasan Masale, Tompobulu.
“Kita berharap dengan penguatan jaringan IPA ini, persoalan kekeringan yang hampir setiap tahun terjadi dapat teratasi secara bertahap,” tambah Chaidir.
Sementara itu, warga Maros baru bernama Arfa mengaku selama ini terpaksa membeli air bersih dengan harga tinggi. Satu tandon berisi 5 ribu liter dijual hingga Rp100 ribu.
“Sekarang beli air tiap hari sangat mahal. Dengan adanya distribusi air bersih dari pemerintah, kami sangat terbantu,” katanya. (*)
The post Pemkab Maros Salurkan Air Bersih ke 6 Kecamatan Terdampak Kekeringan first appeared on Online24jam.